Layaknya orang tua yang menikahkan anaknya, Walikota Madiun Maidi dan Ketua TP PKK Kota Madiun Yuni Setyawati Maidi mendampingi mulai dari prosesi Ngidak Endhog di halaman depan rumah dinas. Setelah itu, memberikan air minum kepada masing-masing peserta.
Tak hanya itu, Walikota dan istri juga mengantar pengantin hingga menuju pelaminan untuk melanjutkan prosesi sungkeman. Suasana sakral itupun berhasil membuat para tamu undangan menangis haru.
‘’Para pengantin ini kesulitan untuk menikah sendiri. Di situ pemerintah daerah hadir untuk memfasilitasi kekurangan warga. Yang belum sah, kami sahkan secara agama dan negara,’’ tutur Walikota saat diwawancarai setelah prosesi nikah massal.
Menurut Walikota, enam pasangan tersebut memiliki alasan berbeda-beda untuk mengikuti kegiatan nikah massal. Ada yang sebelumnya sudah menikah siri, ada pula yang baru pacaran. Setelah melalui seleksi administrasi, mereka berhasil lolos dan dinikahkan secara massal.
Seleksi, lanjut Walikota, dilakukan agar niat baik tersebut tidak tercemari dan disalahgunakan. Misalnya, belum bercerai tapi mengaku duda. Calon peserta yang seperti ini otomatis tidak akan lolos seleksi. ‘’Begitu pula yang usianya masih terlalu muda,’’ imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut, pemkot juga mengundang anak-anak berkebutuhan khusus dan orang-orang tidak mampu. Harapannya, acara nikah massal bisa menjadi cara mereka untuk berbagi kebahagiaan. Serta, lebih dekat dengan pemerintah daerahnya.
Walikota berharap, ke depan kegiatan nikah massal dapat diselenggarakan lebih optimal. Baik dalam hal peserta maupun penyelenggaraan acaranya. ‘’Kalau anak ABK ingin ikut, kami fasilitasi. Harapannya, kami tidak perlu cari peserta, tapi peserta yang mendaftar sendiri,’’ tandasnya. (Red/s.rud/diskominfo)
Posting Komentar