Pembinaan Persiapan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Madiun



         
Kepala BPKAD Kab.Madiun Drs.Rori Priambodo M,Si
      JAGAD POS,MADIUN.Dalam rangka percepatan progres penyusunan rencana kerja Pemerintah Kabupaten Madiun,masih ada kendala,maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Madiun melakukan pembinaan persiapan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah ,pemerintah Kabupaten Madiun di ikuti bendahara  pengeluaran,Kepala  OPD( organisasi perangkat daerah) dan Camat, kamis 20/12/2018  di ruang rapat BPKAD di mejayan.
        Pembinaan tersebut  di pimpin langsung  Sekertaris  BPKAD Kabupatn Madiun  Puji Satriyo,SE.M.Si dan di dampingi  Kabid Perbendaharaan  Bambang Hari W,S.Sos. Kabid Aset  dan Akuntansi  Drs.Ec.Margono,M.Si dan Ka Su Bagian  Keuangan  Penyusunan Endro Tri Widyantoro S.Sos.
        Sekertaris  BPKAD Kabupaten Madiun  Puji Satriyo  mengatakan  akir januari sudah masuk yang sifatnya rutin,” bapak ,ibu  menyiapkan diri akutansinya  dan di evaluasi masing-masing OPD ,mungkin pengawas BPK melakukan sempling,” ujar Puji Satriyo.
     Ia menambahkan di semua OPD(organisasi perangkat daerah)  di evaluasi ,permasalahan-permasalahan apa,itu sebagai evaluasi,” bahan itu persiapan perbaikan tahun ini,”  tambah Puji Satriyo.
      Lebih lanjut terkait tahun 2018  karena semua OPD(organisasi prangkat daerah) melakukan non tunai ,ini suatu bahan  sendiri,pembayaran  lebih  akurat,”oleh karena itu beberapa permasalahan itu di implemetanisir  secara keseluruhan  BPKAD( badan pengelolaan dan aset daerah) Kabupaten Madiun ,” terangnya.  
      
Narasumber dan peserta penyusunan laporan keuangan
     Kabid Aset dan Akuntasi BPKAD Kabupaten Madiun Margono mengatakan  bendara pengeluaran sudah tahu  tugas masing-masing ,” yang saya inginkan  merepiyu kembali apa-apa  yang di lakukan di tahun 2018,nanti tindak lanjut APBD Kabupaten Madiun,itu rutin kita lakukan bersama-sama,” ujarnya.
     Bendara pengeluaran sebagai tumpuan  barisan paling depan ,” lebih dari 22 tahun  OPD (organisasi perangkat daerah)  ya seprti itu,bapak Ibu masih berbuat baik untuk OPD masing-masing,yang penting di dunia berbuat baik yang berikan pimpinan.” Kata Margono.
     Lebih lanjut  aset proses sudah jadi ,di sisi pelaporan ending suatu perencanaan ,” perencannan mengarah lebih baik  dan akirnya  menyusun perencanaan mudah,contoh  peralatan mesin ,itu ada 1 juta di belanjakan modal dan di bawah 1 juta di belanjakan jasa,” ujarnya.
       Sementara Kepala Badan  Pengelolaan Keuangan  dan Aset Daerah (BPKAD)  Kabupaten Madiun  Drs.Rori Priambodo ,M.Si di tempat yang berbeda  mengatakan mengapa seluruh bendahara pengeluaran  semua OPD di  di beri pembinaan persiapan  penyusunan pelaporan keuangan,” kita pertama mengingat tarjet tahun 2018,oleh sebab itu antisipasi over laod  akhir tahun,” ujar Rori.
      Lebih lanjut  Rori Priambodo  menambahkkan tujuan di selenggarakan   pembinaan tersebut untuk lebih meningkatkan dan penguatan ,kapasitas,aparatur Pemerintah Kabupaten Madiun di dalam pngelolaan keuangan,” harapanya  agar admitrasi lebih tertib dan bulan januari 2019 sudah siap,” kata Rori Priambodo.
      Ia menambahkan  sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD)  Kabupaten Madiun tahun ini di evaluasi, dua pekan sebelum tutup buku, total belanja  Rp 1,9 trilun APBD  tahun 2018  baru mencapai  80,34 persen,realisasi per 17 desember itu menandakan tak bisa menghabiskan duit sesuai rencana," batas akir 27 desember 2018," terang Rori Priambodo.
      Anggaran belanja terserap Rp 1,5 triliun dari tarjet 1,9 triliun,ada delapan  dari 64 OPD yang melaksanakan 70 persen terendah Bagian Hukum  dengan 49 persen dari tarjet Rp 1,6 miliar,susul RSUD Caruban dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  tarjetnya Rp 92,6 miliar  dan Rp 27,9 miliar,Dinas Pengendalian Penduduk  dan Keluarga Berencana  Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP2KBP2A)  baru  60 persen  dari tarjet Rp 15,8 miliar  ,'" catatan ini turun  di bandingkan tahun lalu  yang sudah 85 persen ke atas  di bulan yang sama," ujar Rori Priambodo.
      Rori Priambodo  mengatakan  penyebab OPD lemot  menyerap dana  tidak bisa di sama ratakan,masing-masing intansi  memiliki alasan sendiri,mulai karena sistem  kerja kontraktual  dan masih tergantung  penyaluran dana  dari pemerintah pusat, Dinas Pekerjaan Umum dan penataan  Ruang  (DPUPR) misalnya,harus mengikuti tahapan  sesuai kontrak karena mayoritas dana di pakai pembangunan pisik,pada umumnya pada triwulan pertama masih proses lelang,kedua bayar muka rekanan,serta ketiga  dan keempat  masuk pelunasan, OPD itu baru mengoleksi 67,4 persen dari tarjet serapan Rp 233,9 miliar," saat ini sudah masuk pelunasan cermin ketiga," ujarnya.
      Lebih lanjut Rori Priambodo  menambahkan alasan lain  adalah munculnya rekomendasi khusus penggunaan dana alokasi kusus (DAK)  di perjalanan di tahun angggaran,OPD harus menyusaikan  dengan ketentuan tersebut.(Adv/s.rud).  
    


Related Post



Posting Komentar